Kamis, 13 Agustus 2020

You..

"Hey, tumben amat lo betah di sini?"

"Capek aja."

"Kerjaan?"

"Bukan."

"Sabtu nonton, yuk?"

"Boleh."

"Hah? Langsung bolehin banget, nih?"

"Ya menurut, lo?"

"Ga biasanya gitu seorang Aisyah langsung mau diajak nonton. Biasanya, kan, lo bakal debat dulu minta ke toko buku."

"Lagi latihan jadi yang penurut."

"Lo bebas cerita sama gue, Yi."

"Gue ngerasa sebentar lagi hidup gue bakal berhenti."

"Masalah permintaan nenek lo untuk menikah itu?"

"Lo ga suka sama orangnya?"

"B aja."

"Jalani dulu, mungkin seiring berjalannya waktu, lo bisa suka sama dia."

"Gue ga siap untuk menikah. Apalagi gue ga kenal orang itu."

"Lo bisa saling mengenal dulu."

"Gue takut, Re! Gue takut!!"

"Takut apa?"

"Buat gue, menikah bukan cuma untuk berganti status. Bukan cuma karena usia gue yang udah 25 tahun. Menikah lebih dari itu! Tanggung jawabnya besar, Re. Ada masa depan anak yang lahir di tengah pernikahan gue nantinya. Bakal jadi apa anak itu nanti, sepenuhnya jadi tanggung jawab gue dan suami. Gue ga mau nikah sama orang yang ga benar-benar gue kenal."

"Udah coba lo jelasin ke keluarga?"

"Udah. Tapi mereka masih berpikiran primitif, terutama nenek. Mereka takut gue jadi perawan tua."

"Menikahlah ketika lo siap. Siap dengan diri lo sendiri, dan dengan pasangan lo pastinya."

"Gue takut nenek tetap memaksa."

"Lo udah nyoba membuka diri ke laki laki itu?"

"Sudah."

"Apa yang lo rasain?"

"Takut."

"Marry me?"

"Dia ga suka buku, Re.."

"Ayi, marry me?"

"Dia bahkan bilang kalau kebiasaan gue baca buku itu hanya buang-buang waktu."

"Aisyah, marry me?"

"Gue takut hidup gue bakal berhenti ketika gue menikah sama dia, Re."

"Putri Aisyah, menikahlah denganku. Kita udah saling mengenal hampir seumur hidup kita, ga ada salahnya kan untuk kita teruskan?"

"Re.."

"Kamu boleh isi rumah kita nantinya dengan buku sebanyak yang kamu mau."

"Rendi.."

"Kamu boleh diskusi denganku tentang bagaimana mengasuh dan mendidik anak kita nanti, kapanpun kamu mau."

"Rendi Pratama!"

"Selama ini kita sudah saling berbagi, apapun itu."

"Lamar aku ke orang tuaku."

"Secepatnya".

~End~