Selasa, 14 Juli 2015

Opera Hujan



Dear Hujan...
Rerintikmu bak opera alam yang menyejukkan
Sejuk bagi tanah gersang
Lembab bagi jiwa yang mulai usang
Tinggi rendah sahutanmu laksana musik klasik yang tenang
Menyimpan cerita ketika daun melambai disapa angin
Pepohonan dibasuh bisikan air yang dingin
Saat hadirmu ku titip sepotong luka pada pucuk pohon akasia
Untuk kau terbangkan daunnya ketika angin menyapa
Saat itu kisahku terbawa
Kau luruhkan debu di rantingnya
Saat itu air mataku menemukan muara
Bersatu bersama koloni air dari atas sana
Ketika pertunjukanmu usai, ku sunggingkan senyum dari jiwa
Sebuah pilihan untuk tak menyimpan  luka lama-lama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar