Selasa, 20 Oktober 2015

Oktober Bagiku...

Oktober bagiku ialah bulan mati. Bagaimana tidak, hatiku dipermalukan sejadinya. Meninggalkan bekas indah tak kasat mata. Miris. Inginku mati saja..

Oktober bagiku ialah kelam.
Aku terdampar di sudut keramaian namun tak satupun dapat ku lihat. Berbayang.

Oktober bagiku ialah senyap.
Suaramu menggema di gendang telinga tapi tak satupun bisa ku dengar. Raut wajahmu merona saat bercerita namun tak satupun dapat ku cerna. Aku kehilangan nada.

Oktober bagiku hanyalah imaji.
Kesalahanku ialah pernah membayangkan janji suci bersamamu.
Kebodohanku ialah tak pernah menyadari aku bagai kerikil tak berarti pada pijakan kakimu nan pasti.

Oktober bagiku ialah virus.
Menggerogoti hati hingga ke nadi. Menggerus seluruh ideologi yang selalu ku junjung tinggi. Aku penguasa diri, aku pengendali hati. Kini hanya ilusi.

Aku mati di pijakan kakimu.
Aku mati dilangkah pertamamu.
Aku mati di bahagiamu.
Aku mati dipilihanmu.
Aku mati di ukiran tinta emas namamu yang terangkai dengannya pasti.

1 komentar: