Kamis, 03 Oktober 2019

Untuk Abang

Kita gak pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan, bahkan satu detik setelah ini. Gak pernah ada yang tau.
~~~

Melampaui gunung. Semegah itulah cintanya. Juga penyesalannya. -Langit Merbabu, 2017-

WOWKonyol. Tawa. Tawa. Tawa. Kesal. Tawa. Takut. Tawa. Tawa. Diam. Haru. Tawa. Tamparan. Tawa. Tawa. WOWKonyol.

Iya, itu yang gue rasain selama jadi penikmat karya lo, Bang. Iya, gue ga punya kenangan apa-apa sama lo, kecuali interaksi lewat dunia maya. Gue berterima kasih untuk banyak hal yang udah lo bagi. Kebahagian lewat lawakan absurd lo di twitter, lewat kekonyolan lo di @WOWKonyol. Lo tau, ga, Bang? Cuitan lo di masa lalu salah satu stress release gue karena penat sama aktifitas perkuliahan. Tebak-tebakan lo, sayembara yang lo buat, gue belum pernah menang, jadi tolong adain lagi. Gue kangen. Please.

#wejanganmagrib yang gue rindukan. Apa-apa yang menjadi wejangan lo di waktu magrib, gak pernah basa-basi, selalu nampar gue bahkan berkali-kali. Lo mungkin gak pernah tau bahwa banyak hal, Bang, banyaaaakkkk yang gue dapat dari lo. Gaya nulis lo yang realistis dan straight forward, nyadarin gue bahwa dunia emang gak sebasa-basi itu. Dan gue masih ingin dapat lebih banyak lagi pelajaran dari lo. Gue masih ingin, Bang. Masih.

Pernah nyadar, gak, Bang? Ajakan lo untuk baca buku bisa ngubah hidup banyak orang. Gue contohnya. Gue bisa nahan diri untuk beli baju, tas atau sepatu. Tapi gue selalu kalah kalau dihadapkan sama nafsu untuk jajan buku. Karena gue ingat, di Langit Merbabu lo pernah bilang bahwa kebiasaan menghabiskan uang jajan untuk membeli banyak kisah tidak akan pernah terbuang. Saat membaca buku, berarti kita membaca dunia. Dan gue setuju itu. Terima kasih untuk semua kisah inspiratif yang sudah lo bagi. Kapan kita pesta aksara lagi, Bang? :')

SobatRons. Terima kasih sudah bikin gue kenal banyak orang. Berkat lo, gue bisa berbagi perspektif dengan orang-orang yang bahkan gak pernah gue temui sebelumnya. Semoga ini bisa jadi ladang pahala buat lo. Terima kasih sudah jadi bang Onyol yang gak pernah basa-basi untuk terlihat baik. Lo selalu jadi apa adanya elo. Tulisan lo selalu on point. Itu yang gue suka.

Gue masih sangat berharap bisa baca cuitan lo yang berisi pernyataan bahwa apa yang bikin gue dan teman-teman shock saat ini adalah bagian dari keliaran imajinasi lo. Gue sangat amat menunggu lo bilang bahwa semua ini cuma prank. Bang Onyol.. Make it happen, please.

Tapi gue juga ngerti bahwa takdir yang sudah tergaris gak akan pernah bisa lagi untuk diotak-atik. Raga lo boleh pergi, Bang. Tapi jiwa dan karya lo akan abadi.
Bakal kangen wejangan lo. Dan bakal amat kangen sama pesta aksara lo.

Selamat jalan, Abang. Terima kasih untuk karya-karya baik lo. Semoga Abang dapat tempat terindah di sisiNya. You will be missed, Bang Onyol.

03 Oktober 2019.
In Memoriam, Rons Imawan. Tuhan mencintai lo dengan sebaik-baik caraNya. Bahagia di tempat baru, ya, Abang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar