Sabtu, 16 Mei 2015

Kangen (Masa Lalu)

Hati membeku mengingatkan
Kata janji manismu
Ku dilambung angan-angan
Belaian kasih sayang suci darimu...

Sepenggal lirik yang masih menggema jelas di kamar seorang gadis. Lirik dari sebuah lagu yang akhir-akhir ini sering mengiringi semua kegiatan yang dilakukan gadis itu. Kalau kata anak muda sekarang gadis itu terkena serangan galau akut. Ya, hanya orang-orang dengan hati tak bertuan yang mudah terasuki atau lebih dikenal dengan istilah jones atau jomblo ngenes. Gadis itu bernama Minda, sepertinya saat itu dia juga bagian dari komunitas jones. Kasihan.

"Diihh.. manyun aja lo. Kenapa? Cerita sama gue"
"Gue ga apa-apa"
"Mata lo ga bisa bohong Nda, lagian di jidat lo udah ada tulisan 'lagi galau'nya"
Mendengar ucapan sahabatnya itu Minda dengan cepat bereaksi seolah sedang membersihkan jidatnya, seakan-akan memang ada tulisan disana. Reaksi konyol itu tentu menghadirkan tawa bagi siapa saja yang melihatnya. Amel merasa beruntung bisa menyaksikan tingkah konyol sahabatnya itu. Ya, saat itu Minda memang lagi bersama Amel.

"Ya ampuun.. segitunya yang lagi galau. Ya kali di jidat bisa tiba-tiba muncul tulisan. Hahaa" Amel tertawa dengan puas, membuat Minda sedikit jengkel.
"Ketawa aja teruss"
Terlihat sekali Minda sangat kesal melihat Amel yang bisa tertawa selepas itu, memang ia sedang galau tapi tidak seharusnya seorang sahabat menertawainya seperti itu, pikir Minda.

"Ya cerita dong.. ada apa?" Amel berhenti tertawa dan siap menjadi pendengar yang baik.
"Gue kangen"
"Sama?"
"Dino"
"Apaaa????" Amel kaget bukan main mendengar nama yang baru saja disebutkan Minda. Kalau disinetron mungkin udah zoom in-zoom out berkali-kali ke wajah Amel, disertai suara petir yang menggelegar. Tapi karena saat itu bukanlah adegan sinetron jadi yang terlihat hanya mulut menganga Amel yang siap dimasuki lalat jika lewat.
"Biasa kali Mel"
"Hehehee... sorry Nda, gue kaget aja denger nama tu orang. Tapi kenapa lo tiba-tiba bilang kangen dia?"
"Entahlah Mel.."
"Hmm.. seingat gue, lo putus sama dia tahun 2010 dan sekarang udah 2015. Hellooowww... lo gagal move on?" Amel menyipitkan matanya menatap Minda penuh selidik.
"Gue udah move on" jawab Minda tegas.
"Kalo lo masih bilang kangen itu artinya lo gagal, nona" Amel merasa yakin dengan analisanya.
"Gue juga ga tau kenapa tiba-tiba bisa keingat dia, bisa kangen kayak gini sama dia" ucap Minda sedikit frustasi.
"Tenang kawan... coba jelasin apa yang terjadi sampai lo bisa keingat dia lagi. Lo stalk twitternya??"
"Engga"
"Lo liat dia lagi happy sama pacarnya yang sekarang?"
"Engga"
"Lo ketemu dia secara ga sengaja. Nah, kali ini tebakan gue pasti bener"
"Engga"
"Lantas apaa cantiikk???" Kali ini Amel yang mulai frustasi karena gagal menebak.
"Gue tadi lewat kedai pisang goreng langganan kita dulu, entah kenapa gue jadi ingat Dino"
"Kedai pisang goreng yang di ujung gang itu??"
"Iya"
"Bukannya tiap hari lo lewat sana, kenapa sekarang jadi drama gini?"
"Gue.." Minda mulai ragu melanjutkan ceritanya.
"Gue apa??"
"Gue tadi ngeliat cowok yang lagi nyuapin pisang goreng ke pasangannya. Tiba-tiba gue ngebayangin kalau Dino yang ngelakuin hal itu ke gue"
Hening
"Bhuahahaaaaa" tawa Amel lepas seketika.
"Ada yang lucu?" Minda kesal dengan suara tawa Amel.
"Jadi ceritanya pisang goreng pembangkit luka. Hahaaa" Amel belum bisa menghentikan tawanya. Sahabat macam apa ini. Entahlah.

"Udahlah Nda, lupain Dino dan segala kenangannya itu. Ga usah diingat-ingat lagi"
"Ngomong sih gampang"
"Yup, segampang makan pisang goreng"
"Lo ga ngerasain Mel, kangen itu ga ada yang bisa ngatur. Soal hati, soal perasaan"
"Ada. Lo sendiri yang ngaturnya, lo yang ngatur rasa kangen itu atau kangen itu yang bakal ngatur lo. Tinggal gimana lo aja Nda.."
"Maksud lo apa?"
"Ternyata kegalauan bisa menurunkan inteligensi seseorang"
"Serius Mel..."
"Oke. Kangen sama seseorang yang pernah jadi bagian dalam hidup kita itu hal yang wajar, rasa yang masih sangat manusiawi. Tapi kalau rasa itu justru bikin aktivitas kita jadi 'mati', kayak yang lo lakuin. Ngelamun.. ngelamun dan ngelamun. Apa untungnya coba??? Emang mantan lo itu tau kalo lo lagi ngelamunin dia?"
Minda hanya diam mencoba meresapi setiap kalimat yang diucapkan Amel.

"Engga kan Nda?? Mantan lo ga bakal tau apa yang terjadi sama lo, gue aja ragu dia masih ingat sama lo"
"Gue bingung Mel.."
"Ga pake bingung. Sekarang lo yang nentuin bakal lo apain itu rasa kangen keinget mantan" jawab Amel santai.
"Gue ga tau"
"Hufftt.. susah sih ya ngomong sama orang galau. Gini, kalo lo mau rasa kangen lo itu tuntas, hubungin dia"
"Apaa??? Engga" Minda sama sekali tidak kepikiran untuk menghubungi mantannya itu.
"Ya udah, nikmatin aja kangen lo itu. Kali aja bisa ilang sendiri" jawab Amel cuek.
Minda ragu apa rasa itu akan hilang dengan sendirinya atau malah makin menjadi.
"Gue gengsi Mel.." ucap Minda jujur
"Hubungin dia bukan berarti lo minta balikan, sekedar tau kondisi dia kan juga cukup. Yang penting kangen lo terobati. Atau kalo lo ga mau, ya udah singkirkan itu perasaan dari diri lo, gimana caranya? lo atur deh.." terlihat sekali Amel ingin sahabatnya itu bisa mengambil sikap. Tampak sekali Minda sedang menimbang-nimbang apa yang harus dia lakukan.
"Gue ga akan ngehubungin dia Mel, tapi gue bakal tetap berusaha meredam rasa kangen ini" ujar Minda dengan kemantapan hati yang terpancar jelas dari sorot matanya.
"Yakin??? Kali aja dia jodoh lo yang tertunda" Amel masih menggoda Minda.
"Yakin" jawab Minda tegas.
Amel hanya tersenyum mendengar jawaban Minda. Umpannya termakan.

Hati memang organ paling krusial yang cara dan waktu kerjanya tak bisa ditebak. Tapi jika bisa menemukan solusi yang tepat, hati juga bisa diatur.

Tribute to Minda (@Minda_MW). Cerita yang direquest secara paksa karena lagi keingat mantan. Oke. buat mantan Minda yang entah siapa, ketahuilah bung.. ada mantan pacarmu yang sedang merindukanmu. Bernama Minda.
Salam damai dari penulis :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar