Sabtu, 09 Mei 2015

Pulang...



Klasik, sederhana, rahasia dan indah tentunya. Kembali, iya seperti menemukan  jalan pulang setelah sekian lama menapaki jalan yang tanpa fokus.
Pagi itu, saya terbangun lebih dulu dari fajar. Sembari menunggu waktu untuk menunaikan kewajiban dan tanpa tujuan berarti saya membuka salah satu akun media sosial, hanya sekedar menghabiskan waktu karna mata juga sudah menolak untuk dibawa tidur kembali. Tak ada hal yang berarti hanya beberapa informasi dari berbagai akun sepakbola yang saya ikuti tanpa ada rasa ingin tahu lebih jauh, sampai akhirnya saya membaca salah satu kicauan bernuansa khas remaja labil dari akun seorang gadis. Gadis labil, yang sangat saya kenal (re: @echaecha__). Ada rasa penasaran sampai akhirnya tangan ini dengan lincah mengantarkan saya untuk menelusurinya lebih jauh.
Sesuai dugaan, kicauannya sukses menggelitik perut saya bukan karna lucu atau apa tapi lebih kepada rasa enek. Mungkin gadis itu sedang terserang penyakit kebanyakan remaja saat ini, galau. Ada kesenangan tersendiri membuat saya tanpa sadar sudah menelusuri akun gadis itu lebih jauh lagi, sampai akhirnya mata dan tangan saya berhenti untuk mencerna sebuah kicauan - bukan dari gadis itu tentunya- yang bernuansa puitis. De javu. Ada rasa yang sudah lama tidak saya rasakan tapi jauh sebelumnya sudah pernah saya rasakan. Indah. Tanpa ragu saya berpindah untuk menelusuri akun pencipta kicauan puitis itu, pujangga terkenal di negeri ini. Semakin dalam dan saya terseret arus. Tersesat. Tersesat yang menyenangkan.
Jauh sebelum hari ini saya sudah menyukai sastra, khususnya puisi tapi kesukaan saya perlahan memudar seiring banyak hal-hal lain yang menuntut untuk saya lakukan. Mungkin saya belum bisa dikatakan pecinta sejati. Bahkan sampai akhirnya terlupakan. Disini saya beruntung bisa mengenal gadis yang cukup maniak sama sastra, gadis yang sama dengan pemilik akun yg sudah mengantarkan saya menuju gerbang untuk pulang, sastra, tak heran kalau penulis adalah obsesi terbesarnya. Sampai akhirnya dia meracuni saya dengan berbagai sastra yang bagus menurut dia dan saya akui selera gadis itu ga bisa diragukan. Saya benar-benar teracuni. Berbagai bacaan sudah saya tuntaskan dalam waktu singkat, ada beberapa tulisan juga yang berhasil saya buat ya walaupun masih jauh dari kata rapi. Menyenangkan bisa menemukan jalan pulang.

Sepenggal kisah yang mengantarkan saya untuk kembali belajar menulis. special thanks to Echa, lafff {}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar