Klasik, sederhana, rahasia dan
indah tentunya. Kembali, iya seperti menemukan
jalan pulang setelah sekian lama menapaki jalan yang tanpa fokus.
Pagi itu, saya terbangun lebih
dulu dari fajar. Sembari menunggu waktu untuk menunaikan kewajiban dan tanpa
tujuan berarti saya membuka salah satu akun media sosial, hanya sekedar
menghabiskan waktu karna mata juga sudah menolak untuk dibawa tidur kembali.
Tak ada hal yang berarti hanya beberapa informasi dari berbagai akun sepakbola
yang saya ikuti tanpa ada rasa ingin tahu lebih jauh, sampai akhirnya saya
membaca salah satu kicauan bernuansa khas remaja labil dari akun seorang gadis.
Gadis labil, yang sangat saya kenal (re: @echaecha__). Ada rasa penasaran
sampai akhirnya tangan ini dengan lincah mengantarkan saya untuk menelusurinya
lebih jauh.
Sesuai dugaan, kicauannya sukses
menggelitik perut saya bukan karna lucu atau apa tapi lebih kepada rasa enek.
Mungkin gadis itu sedang terserang penyakit kebanyakan remaja saat ini, galau.
Ada kesenangan tersendiri membuat saya tanpa sadar sudah menelusuri akun gadis
itu lebih jauh lagi, sampai akhirnya mata dan tangan saya berhenti untuk
mencerna sebuah kicauan - bukan dari gadis itu tentunya- yang bernuansa puitis.
De javu. Ada rasa yang sudah lama tidak saya rasakan tapi jauh sebelumnya sudah
pernah saya rasakan. Indah. Tanpa ragu saya berpindah untuk menelusuri akun
pencipta kicauan puitis itu, pujangga terkenal di negeri ini. Semakin dalam dan
saya terseret arus. Tersesat. Tersesat yang menyenangkan.
Jauh sebelum hari ini saya sudah
menyukai sastra, khususnya puisi tapi kesukaan saya perlahan memudar seiring
banyak hal-hal lain yang menuntut untuk saya lakukan. Mungkin saya belum bisa
dikatakan pecinta sejati. Bahkan sampai akhirnya terlupakan. Disini saya
beruntung bisa mengenal gadis yang cukup maniak sama sastra, gadis yang sama
dengan pemilik akun yg sudah mengantarkan saya menuju gerbang untuk pulang,
sastra, tak heran kalau penulis adalah obsesi terbesarnya. Sampai akhirnya dia
meracuni saya dengan berbagai sastra yang bagus menurut dia dan saya akui
selera gadis itu ga bisa diragukan. Saya benar-benar teracuni. Berbagai bacaan
sudah saya tuntaskan dalam waktu singkat, ada beberapa tulisan juga yang
berhasil saya buat ya walaupun masih jauh dari kata rapi. Menyenangkan bisa menemukan
jalan pulang.
Sepenggal kisah yang mengantarkan saya untuk kembali belajar menulis. special thanks to Echa, lafff {}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar